Follow Us on Twitter

Latar belakang

Indonesia sesungguhnya memiliki potensi menjadi bangsa yang unggul bahkan adidaya. Bakat-bakat sumber daya alam dan manusia begitu melimpah, walau belum dioptimalkan kemampuan dan daya gunanya. Banyak putra bangsa yang telah mengarumkan merah putih dalam kancah pergaulan dunia. Dan merekalah yang senantiasa membanggakan negeri ini melebihi segalanya.
Salah satunya Dr. Warsito, lahir di Solo pada tahun 1967. Ia adalah seorang penemu alat pemindai tubuh (tomografi) yang lebih murah dan akurat yang dinamakan ECVT (electrical capacitance volume tomography)Dr. Warsito, staf khusus Menristek, menekankan akan pentingnya pemanfaatan SDM yang ada di luar negeri untuk mendukung pembangunan IPTEK di Indonesia. Dalam makalah yang disampaikannya, Dr. Warsito menyatakan bahwa jaringan ilmiah internasional adalah merupakan salah satu kunci penting keberhasilan inovasi teknologi. Dengan jaringan ilmiah tersebut kita menguatkan sumber daya manusia dan pemasaran produk ilmiah yang berupa teknologi itu sendiri.

Penemu teknologi pemindai (ECVT) 4 dimensi pertama di dunia ini menjelaskan bahwa kemampuan individu manusia Indonesia banyak yang menonjol, bahkan tidak kalah dengan negara lain. SDM yang berada di luar negeri mempunyai posisi yang strategis. Mereka harus dapat memanfaatkan keberadaannya untuk membangun bangsa Indonesia. Walaupun tidak sedikit kekurangan di tanah air, akan tetapi pemerintah Indonesia terus melakukan perbaikan-perbaikan demi kemajuan bangsa ini.

Peraih Achmad Bakrie Award 2009 di bidang teknologi, Dr. Warsito, menekankan bahwa sekarang pemerintah memberikan perhatian yang lebih serius kepada para peneliti dan UKM yang ingin mengembangkan inovasi yang dimilikinya, dengan memberikan bantuan dana segar bagi mereka yang ingin mengembangkan inovasi menjadi sebuah teknologi yang bermanfaat bagi bangsa Indonesia. Dengan prinsip memberikan perhatian kepada kelompok kecil yang potensial lebih efektif dengan tingkat keberhasilan yang tinggi dibandingkan membangun industri dalam skala besar.

Diskusi yang dilakukan dengan sambungan telpon internasional ini memberikan angin segar bagi SDM bangsa Indonesia yang berada di Amerika dan Kanada untuk lebih cerah menatap ke depan demi kemajuan bangsa Indonesia. Ada beberapa peserta diskusi yang menjadi sadar dan tergugah bahwa posisi strategis yang dimilikinya adalah sebuah kesempatan yang besar yang perlu diwujudkan dalam bentuk yang bermanfaat bagi bangsanya
Category: 0 komentar

profil Dr.Warsito

Dr. Warsito adalah salah satu dari “50 Tokoh” Revolusi Kaum Muda (Gatra, Edisi Khusus 2003), “10 yang Mengubah Indonesia” versi majalah Tempo (Edisi Khusus Akhir Tahun 2006) dan juga terpilih menjadi salah satu dari “100 Tokoh Kebangkitan Indonesia” Versi Majalah Gatra (Mei 2008).
Di dunia akademisi Internasional, Dr. Warsito dikenal sebagai pioneer dalam teknologi tomografi, yaitu teknologi untuk memindai berbagai macam objek dari tubuh manusia, proses kimia, industri perminyakan, reactor nuklir hinga perut bumi.
Penemuannya yang paling spektakuler adalah tomografi volumetric 4D yang dipatenkan di Amerika dan lembaga paten internasional PTO/WO tahun 2006. Teknologi temuannya telah digunakan oleh NASA (Lembaga Antarikas Amerika Serikat) untuk memindai obyek dielektrika pada pesawat ulang-alik selama misi ke antariksa.
Menurut jurnal yang diterbitkan oleh American Chemistry Society, teknologi temuan Dr. Warsito diperkirakan akan mengubah drastis perkembangan riset dan teknologi berbagai bidang dari energi, proses kimia , kedokteran hingga nano teknologi.

Saat ini Dr. Warsito telah membangun pusat riset dan produksi system tomografi 4D yang pertama didunia yang berpusat di Tangerang, banten. Produk institusinya 100% diproduksi didalam negeri dengan melibatkan ilmuwan lokal dan telah mulai di pasarkan di Amerika Serikat (Baca “Produk Tangerang di Ohio, Koran Tempo, Oktober 2008)
Di bidang keorganisasian, Warsito adalah salah satu pendiri dan ketua umum Masyarakat Ilmuwan dan Teknologi Indonesia (MITI). Selama menjabat sebagai ketua umum MITI sejak tahun 2005, Dr. Warsito telah membangun jaringan MITI diseluruh Indonesia dan luar negeri terutama MITI-Mahasiswa di kurang lebih 50 kampus di 26 Propinsi di seluruh Indonesia. Program utama yang dilancarkan MITI adalah meningkatkan kualitas akademis dan kemampuan riset mahasiswa Indonesia, serta membantu pengembangan SDM mahasiswa Indonesia.
Dr. Warsito juga aktif sebagai anggota Majelis Pertimbangan Pusat (MPP) Partai Keadilan Sejahtera di Komisi Kebijakan Publik yang salah satunya bertanggung jawab langsung dalam merancang dan menyusun Platform Pembangunan PKS Bidang Perekonomian. Ekonomi adalah bidang kedua yang digelutinya sejak tahun 1994 secara otodidak.
Biodata singkat Dr. Warsito:
lahir: 15 Mei, 1967

Pendidikan
1. SMAN 1 Karanganyar, Solo 1986
2. Tokyo International Japanese School, Tokyo 1988
3. Shizouka University, B. Eng, Chemical Engineering, 1992
4. Shizouka University, M.Eng, 1994
5. Shizouka University, Ph.D Electronic Science and Technology
Pengalaman Kerja
1. Researcher, Satellite Venture Businee Laboratory Shizouka University, (1997-1999)
2. Lecturer, Graduate School of Engineering, Shizouka University, Japan (1997-1999)
3. Research Associate, Dept of Chemical Engineering, Ohio State University, USA (1999-2006)
4. Dosen Pascasarjana, MIPA-FISIKA UI, Jakarta (2005-Sekarang)
5. Visiting Lecturer, Dept of Chemical Engineering (2005-Sekarang)
6. Visiting Lecturer, Dept of Chemical Engineering Shizouka University, Japan (2005)
7. Director, CTECH Centre for Tomography Research, PT. EDWAR Tech , Tangerang (2008-Sekarang)
8. Visitor Senior Scientist, National Laboratory of Physics and Chemistry (RIKEN), Japan (2008-Sekarang)
9. Visiting Professor, Dept Of Chemical Engineering, University Kebangsaan Malaysia, Kuala Lumpur, Malaysia (2008-Sekarang)
10. Visiting Professor, Dept Of Chemical and Biomolecular Rngineering, Nanyang Technological University, Singapore (2009)
11. Visiting Professor for Advance Studies, King Saud University, Saudi Arabia.
Aktivitas lain
1. Ketua Umum Masyarakat Ilmuwan dan Teknologi Indonesia (2005-Sekarang)
2. Editor tamu/Reviewer jurnal Internasional IEEE Sonsor Journals (US), Measurement Scuence and technology (UK)
3. Anggota International Committee for Industrial Process Tomography
4. Pembimbing Tesis/tugas akhir FMIPA Fisika-UI
Category: 0 komentar

meninjau lebih jauh....


Robot itu bernama Sona CT x001. Di sebuah jendela ruko di perumahan Modernland, Tangerang, robot yang dibekali dua lengan itu sedang memindai tabung gas sepanjang 2 meter. Di bagian atas robot, layar laptop menampilkan grafik hasil pemindaian. Selasa dua pekan lalu itu, Sona—buatan Ctech Labs (Center for Tomography Research Laboratory) Edwar Technology—sedang diuji coba. Alat ini sudah dipesan PT Citra Nusa Gemilang, pemasok tabung gas bagi bus Transjakarta. “Di dalam ruko tidak ada tempat lagi untuk menyimpan Sona dan udaranya panas,” kata Dr Warsito P. Taruno, pendiri dan pemilik Edwar Technology.

Sona harus berada di ruangan yang suhunya di bawah 40 derajat Celsius. Perusahaan migas Petronas, kata Warsito, tertarik kepada alat buatannya. Kini mereka masih dalam tahap negosiasi harga dengan perusahaan raksasa milik pemerintah Malaysia tersebut. Selain Sona, Edwar Technology mendapat pesanan dari Departemen Energi Amerika Serikat. Nilai pesanan lumayan besar, US$ 1 juta atau sekitar Rp 10 miliar.

Bahkan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) pun memakai teknologi pemindai atau Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT) temuan Warsito. Lembaga ini mengembangkan sistem pemindai komponen dielektrik seperti embun yang menempel di dinding luar pesawat ulang-alik yang terbuat dari bahan keramik. Zat seperti itu bisa mengakibatkan kerusakan parah pada saat peluncuran karena perubahan suhu dan tekanan tinggi.

ECVT adalah satu-satunya teknologi yang mampu melakukan pemindaian dari dalam dinding ke luar dinding seperti pada pesawat ulang-alik. Teknologi ECVT bermula dari tugas akhir Warsito ketika menjadi mahasiswa S-1 di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia, Universitas Shizuoka, Jepang, tahun 1991. Ketika itu pria kelahiran Solo pada 1967 ini ingin membuat teknologi yang mampu “melihat” tembus dinding reaktor yang terbuat dari baja atau obyek yang opaque (tak tembus cahaya). Dia lantas melakukan riset di Laboratorium of Molecular Transport di bawah bimbingan Profesor Shigeo Uchida.

Warsito mengakui teknologi yangkemudian disebut tomografi kedengarannya seperti dongeng fiksi ilmiah. “Tapi, karena tantangan itu riil, saya merasa terpacu menghadapinya secara riil juga,” katanya. Warsito kemudian meneruskan S-2 mengambil jurusan teknik kimia, berlanjut ke S-3 jurusan teknik elektronika di Universitas Shizuoka. Tesis dan disertasinya tetap mengenai teknologi tomografi.

Hounsfield dan Cormack memang yang pertama kali mengembangkan teknologi ini. Namun, basisnya sinar-X. Pada 1979, kedua ilmuwan ini mendapatkan Hadiah Nobel untuk Bidang Kedokteran. Temuan Warsito lebih canggih lagi karena basisnya dengan gelombang suara. Alhasil, tingkah laku zat cair, gas, dan padat di dalam reaktor tertutup yang tadinya tidak bisa dilihat dengan mata menjadi “kelihatan”. Teknologi ini, kata Warsito, boleh disebut tahap lanjut dari teknologi kelelawar, yang mampu “melihat dalam gelap” secara satu dimensi.

Profesor Liang Shih Fan dari Ohio State University, Amerika Serikat, mengajak Warsito mengikuti program pasca doktoral pada 1999. Dia menerima tawaran itu. Maklum, tidak ada lembaga di Jepang yang bersedia menampungnya. Situasi Indonesia yang ketika itu kacau-balau mempengaruhinya untuk tidak kembali ke Tanah Air.

Dia berhasil mengembangkan tomografi kapasitansi listrik berbasis medan listrik statis. Metode yang mengkombinasikan cara kerja otak manusia dan teori probabilitas ini dipatenkan di Amerika pada 2003. Paper yang menjelaskannya dimuat di jurnal Measurement Science and Technology.

Pada 2001, artikel ini menjadi paper yang paling banyak diakses di penerbitan online oleh Institute of Physics (London). Liang Shih Fan, ahli di bidang teknologi partikel, perminyakan, dan energi, kemudian menantangnya membuat teknologi “melihat tembus” ruang 4 dimensi. Hingga pertengahan 2003, Warsito tidak menemukan jawabannya.

Dia sempat frustrasi dan kembali ke Indonesia untuk memperpanjang visa. Keinginan mendidik anaknya di Tanah Air menjadi salah satu alasan dia tidak memperpanjang kontrak dengan Ohio State University. Namun, Warsito tetap melanjutkan risetnya dari sebuah ruko sewaan di Tangerang. Dia menjual mobil satu-satunya untuk membeli perlengkapan komputer dan Internet serta membuat warnet di lantai bawah ruko. Usaha yang dikelola istri dan adiknya ini untuk menutupi biaya operasional. Upayanya berhasil untuk “melihat tembus secara 4 dimensi”. Pada 2005, IEEE Sensors Journal memuat artikelnya berjudul “Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT)”. Sejak itu, teknologi ini menghiasi sesi plenary lecture di hampir seluruh konferensi ternama di dunia di bidang proses kimia, fluidisasi, mekanika fluida multifasa, energi, teknologi partikel, dan tomografi industri.

Di antaranya Kongres Dunia Tomografi Proses Industri, Aizu, Jepang (2005); Kongres Dunia Teknik Kimia dan Kongres Dunia Teknologi Partikel di Florida (2006); serta Pertemuan Tokoh 100 Tahun Ilmuwan Teknik Kimia yang Paling Berpengaruh di Abad ke-20 di Philadelphia (2008).

Aplikasi dari temuan Warsito sejatinya dapat diterapkan untuk sektor kesehatan (alat-alat kesehatan), geofisik, NDT (uji tanpa rusak), dan proses industri. Sayangnya, tak ada investor dalam negeri yang bersedia membiayai risetnya. Lembaga pemerintah juga tak meliriknya. Liang Shih Fan dan Ohio State University kemudian menawarkan bantuan. Di Amerika Serikat terbentuk perusahaan yang menang tender dari departemen energi setempat.

Di Indonesia, Warsito mengibarkan bendera dengan nama Ctech Labs (Center for Tomography Research Laboratory) Edwar Technology. Nama terakhir merupakan singkatan dari Edi dan Warsito. “Biar kelihatan keren,” kata Warsito, yang menjabat Ketua Umum Masyarakat Ilmuwan dan Teknologi Indonesia. Edi merupakan sahabatnya ketika sama-sama kuliah program doktor di Jepang. Di perusahaan ini, Edi mengurusi divisi pengembangan bisnis.

Huruf C pada Ctech Labs, kata Warsito, bermakna melihat. Namun, bisa juga dibaca dalam bahasa Indonesia sebagai “sitek atau sito”. Ini merupakan nama panggilan Warsito ketika masih kecil. Sampai saat ini, ibunya memanggilnya Sito. Usahanya mulai berkibar. Jumat pekan lalu, Warsito mendapatkan anugerah Ahmad Bakrie Award untuk kategori teknologi. Sejak tahun lalu, Warsito merekrut 20 mahasiswa strata satu untuk menyelesaikan skripsi atau tugas akhir. Ada yang mengembangkan tomografi untuk USG dan sensor untuk mengetahui kandungan migas. Salah seorang mahasiswa tersebut membantunya membuat Sona CT x001. “Saya beri target skripsinya masuk di jurnal
Category: 0 komentar

apa sih konsep dari ECVT ?


Saat ini Teknologi ECVT (electrical capacitance volume tomography) digunakan oleh Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA). Yaitu digunakan untuk melakukan pemindaian obyek dielektrika pada misi antariksanya. Seperti yang dijelaskan editorial jurnal Industrial and Engineering Chemistry Research edisi Januari 2009, yang diterbitkan oleh American Chemical Society.

NASA, dalam jurnalnya yang dipublikasikan di Measurement Science and Technology yang terbit di Inggris, menyatakan telah memanfaatkan teknologi ECVT untuk memindai keberadaan air di permukaan luar pelapis sistem pelindung panas pada dinding pesawat ulang-aliknya. Teknologi ECVT mampu menghasilkan citra volumetrik dan real time dari konsentrasi air yang terakumulasi pada dinding luar pesawat ulang-alik.

Material pelindung panas pada dinding luar pesawat ulang-alik biasanya terbuat dari bahan keramik yang sangat rentan terhadap akumulasi air pada permukaannya. Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan pada dinding pesawat saat peluncuran akibat perubahan suhu dan tekanan yang tinggi. Teknologi ECVT membantu mendeteksi keberadaan akumulasi air di dinding luar pesawat alang-alik untuk mencegah kerusakan selama misi ke antariksa.

Teknologi ECVT adalah teknologi yang pertama digunakan oleh NASA Selama ini teknologi ECVT telah banyak membantu memahami karakter dan dinamika fluida multifase dalam berbagai macam proses dan reaktor kimia. Riset yang berkaitan dengan dinamika fluida dengan memanfaatkan teknologi ECVT telah dilaksanakan secara intensif di Ohio State University, University of Cambridge, dan Laboratorium Morgantown milik Departemen Energi Amerika Serikat.
Category: 0 komentar